1) Hujan Zenithal
Hujan zenithal atau hujan konveksi terjadi karena udara yang mengandung uap air naik secara vertikal. Udara yang naik secara vertikal ini kemudian mengalami penurunan suhu, sehingga uap air yang dikandungnya berubah menjadi titik-titik air (kondensasi), dan akhirnya titik-titik air itu jatuh ke bumi menjadi hujan.
2) Hujan Orografis
Hujan orografis terjadi karena massa udara yang mengandung uap air dipaksa mendaki lerengpegunungan, sehingga disebut juga hujan naik pegunungan.
3) Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi di daerah pertemuan antara massa udara panas dan massa udara dingin. Massa udara panas akan naik di atas massa udara dingin sepanjang bidang miring (daerah front), karena massa jenisnya lebih kecil dari pada massa udara dingin. Hujan front banyak terjadi di daerah lintang sedang.
4) Hujan siklonal
Hujan siklonal terjadi karena pengaruh angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju ke titik pusat. Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin anti siklon. Lihat gambar berikut.
Hujan yang terjadi karena pengaruh angin yang berputar (siklon) yang sangat berbahaya, karena sering menimbulkan bencana yang berupa tornado dan siklon tropis “Hurricane”. Kedua badai itu sering melanda Amerika Serikat (USA).
sumber: http://imagination-my.blogspot.com
sumber: http://imagination-my.blogspot.com
Posting Komentar